KORANRIAU.co, PEKANBARU —Penolakan kegiatan yang ditaja Gerakan Pemuda
(GP) Ansor di Riau berupa Kirab Satu Negeri di Riau, khususnya di Siak dan
Meranti, makin meluas. Setelah berbagai komponen di siak dan Pekanbaru menolak
acara terebut seperti Lembaga Adat Melayu Riau (LAMR) Siak, giliran LAMR
Meranti menyatakan hal serupa, Rabu malam.
Menurut Sekretaris Umum Dewan Pimpinan Harian (Sekum DPH)
LAMR Meranti, Abdullah, penolakan itu berbentuk surat pernyataan yang
ditandatangani Ketum Majelis Kerapatan Adat (MKA) LAMR Meranti Datuk Seri
Ridwan Hasan dan Ketum DPH LAMR Meranti Datuk Seri Muzamil Baharudin.
Dalam pernyataan itu disebutkan bahwa bagi LAMR Meranti,
penyelengaraan kegiatan tersebut dapat menimbulkan berbagai penafsiran,
politisasi, dan m,enjadi pemicu polemik yang dapat menjejas kondisi kondusif di
tengah masyarakat. Untuk itu kepada pihak berwenang diminta untuk tidak
mengeluarkan rekomendasi atau izin bagi penyelenggaraan acara dimaksud. LAMR
Meranti bahkan menyatakan bahwa mereka tidak bertanggung jawab akibat dari
kalau terlaksananya juga kegiatan itu.
Harmonis
Menanggapi hal itu, Ketum DPH LAMR Riau, Datuk Seri Syahril
Abubakar mengatakan bahwa pihaknya tetap menginginkan terwujudnya harmonisasi
di tengah masyarakat Riau menyusul penolakan berbagai komponen masyarakat Riau
terhadap kegiatan Kirab Satu Negeri yang dilaksanakan Gerakan Pemuda (GP) Ansor
di daerah ini, mulai Sabtu mendatang. Masing-masing pihak baik pelaksana
kegiatan maupun penolak diharapkan dapat lebih mengedepankan ukhwah Islamiah
dan rasa sebangsa maupun senegara.
“Jadi, tidak ada menang-menangan, tidak ada
mentang-mentang,” kata Ketua Umum Dewan Pimpinan Harian (DPH) LAMR, Datuk Seri
Syahril Abubakar, menanggapi makin meluasnya penolakan terhadap kegiatan GP
Ansor di Riau, Kamis. Ia menambahkan,
sampai saat ini, LAMR masih menampung aspirasi dari semua unsur baik dari
penyelenggara maupun penolakan.
Syahril mengaku, penolakan terbaru terhadap kegiatan GP
Ansor itu, dikeluarkan oleh LAMR Kabupaten Meranti Rabu malam. Ini menyusul
penolakan dari LAMR Siak. Belum lagi dari berbagai belasan organisasi massa
seperti Gerakan Masyarakat Menuntut Keadilan (GMMK), Pembela Tanah Air (Peta),
Front Pembela Bumi Lancang Kuning, Jamiah Assholihin, Hulubalang Tapung,
Lasykar Melayu Bersatu (LMB), dan Front Pembela Islam (FPI).
Menurut Syahril, penolakan itu intinya adalah dikaitkannya
kegiatan GP Ansor tersebut dengan wacana Islam Nusantara dan perlakuan oknum
Ansor terhadap Ustadz Abdul Somad di berbagai daerah di Jawa. Selain itu,
penggunaan simbol Kerajaan Siak, sehingga kesannya, kerajaan yang membina
peradaban Islam di Sumatera Timur itu adalah bagian dari kegiatan Ansor.
“Selain kelompok penolak, LAMR juga didatangi Ansor,” kata
Syahril seraya menjelaskan bahwa Ketua GP Ansor Riau, Purwaji, mengatakan,
acara Kirab Satu Negeri adalah untuk kesatuan bangsa. Siak dipilih antara lain
karena patriotisme Sultan Siak Syarif Kasim II yang telah menyerahkan harta pribadi
maupun kerajaannya kepada Indonesia. Ini harus diingatkan kepada seluruh warga
negara Indonesia.
Tidak Intervensi
Kegiatan itu sendiri berlangsung secara nasional dengan
sistem estafet. Misalnya, Riau khususnya Siak dan Meranti, menerima kegiatan
itu dari Sumut, kemudian melanjutkannya ke Kepulauan Riau. Mengenai Ketua GP Ansor Pusat H. Yaqut Cholil Qoumas yang disebut-sebut
penolak selalu menghina UAS, tidak dijadwalkan hadir di Riau.
Memenuhi permintaan GP Ansor, kata Syahril, LAMR
berusaha memediasi pelaksana kegiatan itu dengan berbagai pihak, apalagi dengan
LAMR Siak dan LAMR Meranti. “Tapi organisasi LAMR ini bersifat konfederasi,
sebagai bentuk demokrasi Melayu, jadi tidak ada garis komando. Juga tidak
mungkin mengintervensi LAMR di kabupaten,” kata Syahril.
Meskipun demikian, sebagaimana kemasyarakatan dalam
tunjuk ajar Melayu, begitu banyak hal yang bisa didudukkan bersama, karena itu
pulalah LAMR bisa berperan. Hal ini
tentu saja dilandasi dengan
memperhatikan alur dan patut, berpihak kepada kepentingan yang lebih
besar selain memperhatikan posisi fungsi kemasyarakatan itu sendiri.
Hal terakhir itu misalnya menyangkut degan apakah memungkinkan LAMR Siak dan LAMR
Meranti mencabut pernyataan mereka yang telah menolak kegiatan GP Ansor itu.
“LAMR tidak akan meminta mereka mencabut maupun mempertahankan sikap mereka,
cuma bisa memberi pengertian dengan hal-hal yang bisa dibicarakan,” kata
Syahril.
Sejalan dengan itu, Syahril teringat dengan
pernyataan Ketua GP Ansor Riau yang bernada kesal menyatakan bahwa baru setelah
ada penolakan, pihaknya bertemu dengan LAMR. Seiringan dengan itu pula, Purwaji
sempat meminta maaf karena timbulnya kegaduhan ini. (TIJ/Rilis)
No Comment to " Makin Meluas, Penolakan Kegiatan Ansor "