KORANRIAU.co, SIAK SRIINDRAPURA -– Dinilai lari dari kesepakatan sebelumnya, Ketua Gerakan Pemuda (GP)
Ansor Riau Purwadji dan Ketua PC GP Ansor Siak Agus Mudhofar bakal dilaporkan
ke polisi. Keduanya dilaporkan oleh Lembaga Adat Melayu Riau (LAMR) Siak dan
kerabat Kesultanan Siak Sri Indrapura karena mereka orang yang bertanggung
jawab atas terlaksananya kirab bendera Merah Putih di dalam Istana Siak.
“Secepatnya
akan kita buat laporan. Organisasi itu sudah menginjak-injak marwah masyarakat
Melayu dan kerabat Kesultanan Siak. Tidak pernah dibuat acara di dalam istana.
Baru kali ini,” kata H Tengku Said Amaruddin, perwakilan kerabat Kesultanan
Siak, Selasa (25/9/2018) di rumah kediaman.
Menurut
Tengku Amaruddin, kesepakatan dengan Purwadji sebelumnya adalah kegiatan Ansor
dan Banser NU boleh dilaksanakan pada Sabtu malam pekan lalu, tapi tidak di
depan Istana Siak Sri Inderapura (Istana Asserayah Hasyimiah). Namun, Ahad
paginya ternyata mereka melakukan kirab bendera Merah Putih di dalam Istana.
“Padahal kita
sudah sepakat dengan mereka boleh melakukan acara (zikir) tapi di dalam Masjid
Islamic Center. Kesepakatan itu juga disaksikan para Kiyai, Habib NU dan
Kepolisan Sabtu malam kemarin di Masjid Islamic Center,” terangnya.
Selain itu,
lanjut Amaruddin, pihaknya juga mengizinkan ribuan massa Ansor dan Banser
melakukan ziarah ke makam Sultan Siak pada Sabtu malam. Setelah itu Ahad
paginya mereka wajib meninggalkan Siak.
“Sebagai
orang Melayu, kita juga punya iba. Sebab kalau mereka berzikir di dalam masjid
tidak mungkin kita larang. Apalagi berziarah. Tapi mereka sudah menginjak,
ternyata Ahad pagi, dikirabkan bendera di dalam istana. Sultan saja melarang
melakukan acara di dalam istana. Dan ini sejarah baru, pertama kali ada acara
di dalam istana,” ungkapnya.
Amaruddin
juga menilai bahwa Ketua GP Ansor Riau sangat munafik dan tidak menepati janji.
Padahal kesepakatan dilakukan di depan para kiyai dan habaib NU yang hadir pada
waktu itu.
“Purwadji ini
munafik. Padahal di hadapan Kiyai dan Habaib NU kita berjanji Ahad pagi semua
sudah meninggalkan Siak. Di depan dia juga tangan saya dicium salah seorang
Kiyai NU saat kita memberi izin mereka berzikir di dalam Masjid Islamic Center.
Tapi Purwadji ini sudah mengkhianati kita. Maka itu kita akan tempuh jalur
hukum,” jelasnya.
Di tempat
yang sama, Sekretaris LAMR Siak, Drs Zulfakri mengatakan sebenarnya sudah jauh-jauh
hari LAMR menolak mentah-mentah acara tersebut. Namun dengan beberapa
pertimbangan, pihaknya dan kerabat Kesultanan Siak sepakat memperbolehkan acara
tersebut di dalam masjid.
“Kita cuma
tidak mau ada pengkhianat Ustaz Abdul Somad (UAS) menginjakkan kakinya di Siak.
Kendati yang menghianati pengurus pusat. Tapi mereka kan satu organisasi. Jadi
sama saja,” kata Zulfakri.
Ternyata,
lanjut Zulfakri, Purwadji juga sama dengan pimpinannya di pusat. Sama-sama
pengkhianat. Padahal sebelum Sabtu malam kemarin, saat rapat di Kantor Bupati
Siak sudah ditolak mentah-mentah agar acara tersebut tidak digelar di Siak.
Namun mereka datang juga.
“Kalau kita
pikir-pikir, melihat cara mereka datang ke Siak, bukan untuk berzikir. Tapi
seperti berperang. Pengamanan juga berlapis-lapis. Mereka juga licik, saat
bertemu dengan kita, bawa beberapa kiyai dan habib. Agar diberikan izin. Sudah
diberikan izin, nginjak. Maka itu, LAMR Siak sepakat dengan kerabat kesultanan
melaporkan keduanya,” jelasnya.
Hal senada
juga disampaikan Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Siak, Fauzi Asni. Ia
menuturkan bahwa ia tidak mengetahui bahwa ada acara kirab bendera Merah Putih
di dalam istana.
“Saya dapat
video itu malam, lalu langsung saya telusuri dengan menanyakan kabid-kabid saya
terkait ada atau tidak izin dilaksanakan kirab bendera Merah Putih di dalam
istana, ternyata tidak ada,” ujar Fauzi.
Tidak sampai
di situ, Fauzi Asni juga meneruskan pencarian informasi untuk lebih akurat. Ia
menghubungi penjaga istana, dan ternyata memang pihak penjaga juga tidak
mengetahui.
“Saya
menghubungi Bang Udin selaku koordinator penjaga istana, tapi memang Bang Udin
juga tidak tahu, karena saat sholat dzuhur Udin pergi pulang ke rumah, dan
acara kirab bendera itu dilaksanakan saat penjaga tidak di istana,” tambah
Fauzi.
Hal itu juga
ditambahkan Asisten I Budi Yuwono. Ia juga mengaku kirab bendera Merah Putih di
dalam istana itu tidak ada di dalam kesepakatan antara pihak LAM Siak,
masyarakat Siak dengan GP Ansor, para habib dan kyai NU.
“Kesepakatannya
GP Ansor melaksanakan acara dzikir kebangsaan itu di Islamic Centre lalu pergi
ziarah ke makam Sultan dan setelah itu pulang. Jadi sayo pun tak tahu kalau ada
lagi rupanya acara itu di dalam istana,” ujar Budi Yuwono. (Fath)
No Comment to " LAMR Siak dan Kerabat Kesultanan Siak akan Laporkan GP Ansor Riau ke Polisi "