PEKANBARU (KR) – Pemerintah Provinsi Riau memang saat ini
sedang berhemat betul terkait dengan rasionalisasi akibat defisit anggaran. Ini
juga berdampak pada penggunaan anggaran untuk Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ)
ke XXXVII tahun 2018 yang akan tanpa menggunakan astaka utama.
“Kita sudah sepakat MTQ tingkat Provinsi Riau
diselenggarakan di Pekanbaru oleh Pemprov Riau dibantu LPTQ, IPQOH dan Kemenag,”
kata Ketua LPTQ Riau, Ahmad Syah Harrofie.
Dia mengatakan, MTQ tingkat Provinsi Riau akan digelar pada 24-30
November mendatang ini akan kemas berbeda dari tahun sebelumnya. Pihaknya akan
mengedepankan pensyiaran Alquran dengan bermusabaqah.
“Artinya bukan mengenyampingkan, tapi kita lebih
meminimalisir seremoni pembukaan yang menonjol. Misalnya pawai kita lebih
menonjolkan mobil hiasnya sehingga pesan yang disampaikan tepat, begitu juga
bazarnya,” paparnya.
Menurut Ahmad Syah, selama pelaksanaan MTQ yang menonjol di
upacara pembukaan, tuan rumah harus membayar miliaran rupiah untuk buat astaka
utama namun setelah pelaksanaan MTQ usai bangunan tersebut tak dapat
dimanfaatkan lagi.
“Kecuali seperti di Rohul dan Rohil itu dibangun permanen,
sehingga bisa digunakan untuk keperluan lainnya,” kata mantan Pj Bupati
Bengkalis ini.
Ahmad Syah menyampaikan, untuk astaka sendiri tetap ada
hanya saja berada di masing-masing titik perlombaan. Karena MTQ dipusatkan di
Masjid Raya Annur, maka di dalam masjid dibangun astaka baik di atas maupun
bawah.
“Jadi itu bedanya dengan tahun sebelumnya, kalau dulu ada
astaka utama dan tahun ini tidak ada. Tapi nanti ada astaka-astaka kecil di
luar, seperti di Balai Adat LAMR, Masjid Al-Falah, dan Kantor Kemenag Riau,” pungkasnya.
KR4
No Comment to " Defisit, MTQ Riau 2018 Tanpa Astaka "