KoranRiau.co, Bengkalis -- Potensi menjadi Hifdzul Qur'an sebanyak 30 juz yang berisikan 6,236 ayat menurut ulama Kufah atau 6,666 ayat menurut ulama lainnya, sangat besar.
"Potensi santri santriwati sangat besar sekali menjadi penghafal Al-Qur'an. Al-Qur'an itu sesuatu yang mahal harus kita bayar. Membayarnya itu dengan waktu dan kesungguhan. Sebelumnya itu, kita harus punya niat yang betul-betul karena Allah SWT dan juga keinginan yang kuat, azam yang menghujam. Insya Allah semuanya bisa diraih, untuk menghafal Al-Qur'an," ungkap ulama asal negara Palestina, Syeh Ahmad Taufik Al Hajj kepada Koran Riau, Jum'at petang (3/8 /18).
"Ini tak akan berhenti karena kami menyiarkan dakwah, memotivasi masyarakat untuk menghafal Al-Qur'an. Inilah tujuan kami, usaha ini tidak akan pernah berhenti sampai di sini, akan terus berlanjut. Kami sudah mengunjungi setiap kabupaten di Aceh," Syeh Ahmad Taufik Al Hajj yang kala itu menyampaikan metode menghafal Al-Qur'an di hadapan 80an santri santriwati Bengkalis Qur'an Center (Bequranic) Desa Pangkalan Batang Barat Bengkalis dan sudah mengunjungi berbagai kota di Indonesia ini menambahkan.
Syeh Ahmad Taufik juga menyebutkan telah mengunjungi Kalimantan, Jawa, Bandung, juga Pekanbaru dan Indragiri Hulu, Dumai dan sekarang di Bengkalis Provinsi Riau. "Beberapa masjid dan pesantren di Bengkalis ini juga sudah kami kunjungi. Masjid Agung Istiqamah, malamnya ba'da Magrib dan ba'da Isya mengunjungi dua tempat. Kemudian, Sabtu pagi juga akan mengunjungi pesantren dan melanjutkan kunjungan-kunjungan termasuk Jum'at pagi telah mengunjungi dua badan zakat yaitu gerai Ibadurrahman dan Badan Amil Zakat Kabupaten Bengkalis yang dilakukan selama 4 hari," pungkasnya dalam Bahasa Arab yang diterjemahkan oleh Ustadz Doni.
Ada lima metode yang disampaikan. Pertama mendengarkan Syeh membaca Al-Quran, kemudian santri mengulangi bacaan tadi. Cara ini digunakan bagi orang yang tidak bisa membaca Al-Qur'an.
Yang kedua bacaan Ikrar, ini bagi orang yang sudah bisa membaca Al-Qur'an. Dia membaca Al-Qur'an kemudian mengulang-ulangnya hingga masuk ke dalam pikirannya dan sampai hafal.
Yang ketiga menggunakan peta seperti dengan cerita-cerita dengan simbol-simbol tertentu seperti cerita Nabi Musa, Nabi Ibrahim, Nabi Nuh. Memiliki logo-logo tersendiri yang dibuat oleh para penghafal Al-Qur'an,
Seorang santri, Khairul Umam yang akrab disapa Nanang, menuturkan, para penghafal ini melalui penerjemah. Jadi, seorang penghafal Al-Qur'an ini bisa menggabungkan cerita-cerita. "Contohnya antara cerita Nabi Nuh, Nabi Ibrahim dan Nabi Musa. Kemudian ia menghafalkan satu persatu lalu gabungkan cerita tersebut menjadi sebuah hafalan," kata pelajar kelas 2 SMP di pesantren Bequranic asal Desa Muntai Kecamatan Bantan.
Nanang optimis bisa menerapkan metode yang disampaikan oleh Syeh Ahmad Taufik Al Hajj ini, "Karena kami memiliki jadwal mura'ah tertentu yakni saat-saat yang tenang di malam yang sunyi jam dua malam setelah Tahajud. Selama ini saya menghafal Al-Qur'an 1 sampai 1,5 jam sehari semalam," tutup juara kelas sejak SD ini mengakhiri wawancara. KRC-18
No Comment to " Di Bequranic, Syekh Ahmad dari Palestina Sampaikan Metode Menghafal Al-Qur'an "