PEKANBARU, KORANRIAU.co - Bank Indonesia (BI) bersama 46 kantor perwakilan BI di seluruh Indonesia mendukung digitalisasi ekonomi dan sistem keuangan nasional. Komitmen ini diwujudkan melalui Tim Percepatan dan Perluasan Digitalisasi Daerah (TP2DD).
Hal ini diungkapkan Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo dalam konferensi pers virtual Festival Ekonomi Keuangan Digital Indonesia (FEKDI), Senin (5/4/2021).
"BI bersama 46 kantor perwakilan siap mendukung digitalisasi ekonomi dan sistem keuangan Indonesia, melalui Tim Percepatan dan Perluasan Digitalisasi Daerah (TP2DD)," ujar Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo.
Perry menyebutkan, bentuk inovasi digitalisasi sistem pembayaran di tengah terbatasnya mobilitas masyarakat saat masa pandemi COVID-19 yakni Quick Response Code Indonesia Standard (QRIS). Melalui QRIS ini telah mampu menjadi game changer di tengah terbatasnya mobilitas masyarakat saat pandemi COVID-19.
Selain itu, tahun ini BI juga akan mendorong inovasi digital melalui peluncuran fast payment yang bersifat 24/7 realtime untuk ritel payment menggantikan sistem kliring nasional.
"Kami juga sama industri perbankan dan asosiasi mendorong terus digitalisasi bagaimana digitalisasi perbankan tersambungkan dengan e-commerce dan marketplace melalui standarisasi open API," jelasnya.
Tahun ini BI juga turut mendorong elektronifikasi bantuan sosial bersama Kementerian Sosial dan Kementerian Dalam Negeri, sehingga Bansos 4.0 mampu dipercepat hingga ke daerah.
Ia memastikan BI akan terus melakukan reformasi regulasi dengan meluncurkan Peraturan Bank Indonesia (PBI) sehingga mendorong industri melakukan pengembangan sistem pembayaran digital.
"“Ini akan mempercepat perizinan, mendorong reformasi industri dan mendorong inovasi, serta mendukung manajemen risiko dan keamanan cyber," katanya.
Menurutnya, melalui berbagai langkah tersebut dan sinergi yang kuat maka perkembangan ekonomi dan keuangan digital akan semakin baik.
Ia pun memprediksikan transaksi e-commerce akan naik dari Rp253 triliun menjadi Rp337 triliun atau tumbuh 33 persen dan uang elektronik akan naik dari Rp201 triliun pada 2020 ke Rp266 triliun atau tumbuh 32 persen pada 2021.
"Digital banking juga naik dari Rp27.000 triliun pada 2020 tumbuh 19 persen menjadi Rp32.200 triliun," ujarnya.
Sebelumnya, Bank Indonesia Kantor Perwakilan Riau telah mengukuhkan 3 Tim Percepatan dan Perluasan Digitalisasi Daerah, yaitu TP2DD Riau, TP2DD Pekanbaru, dan TP2DD Kampar. Pembentukan tim ini salah satunya bertujuan mendorong peningkatan pendapatan asli daerah melalui elektronifikasi transaksi pemerintah (ETP). Kepala BI Riau Decymus menjelaskan, pembentukan tim ini sesuai dengan Keppres No. 3/2021 tentang Satgas Percepatan dan Perluasan Digitalisasi Daerah.
Tiga TP2DD yang dibentuk ini menjadi proyek percontohan di Riau menjelang pembentukan di kabupaten dan kota lainnya yang ditargetkan tuntas akhir tahun ini.
“Tujuan dari TP2DD adalah untuk meningkatkan Pendapatan Asli Daerah melalui Elektronifikasi Transaksi Pemerintah [ETP] mulai dari pembayaran pajak, retribusi sampai dengan perizinan,” ujarnya dalam konferensi pers, Rabu (31/3/2021).
Menurutnya dari program ETO yang telah diteliti dan dijalankan Kemendagri di 12 wilayah, sudah terjadi peningkatan PAD dengan rata-rata 14 persen.
Dia berharap TP2DD di Provinsi Riau dan kabupaten/kota dapat membantu mengatasi kesulitan elektronifiikasi dan digitalisasi transaksi di Riau.(rid)
No Comment to " Bank Indonesia Dukung Digitalisasi Ekonomi dan Sistem Keuangan Nasional "