• Menjala Dadakan di Kanal Pembuangan Limbah PT RAPP Ternyata Tetap Dapat Ikan

    E d i t o r: redkoranriaudotco
    Published: Jumat, 26 Maret 2021
    A- A+

     


    PANGKALAN KERINCI, KORANRIAU.co - Memastikan kondisi air saluran buangan limbah, Komisi II DPRD Pelalawan bersama Tim terkait turun langsung ke kanal pembuangan PT RAPP sepanjang 6 kilometer. Saat itu dilakukan menjala ikan di beberapa titik saluran tersebut dan hasilnya tetap banyak ikan yang terjaring. 

    Kunjungan, Kamis (25/3/2021) memastikan, kualitas air limbah PT RAPP yang bakal bermuara ke Sungai Kampar, tepatnya, di Desa Sering Kecamatan Pelalawan, tidak tercemar.

    Delegasi wakil rakyat ini, dipimpin Wakil Ketua DPRD Pelalawan H Syafrizal, SE, Ketua Komisi II, Abdul Nasib, SE didampingi sejumlah anggota komisi diantaranya, Yusri, SH, Sunardi, SH, Yulmida, perwakilan DLH, Satpol PP dan Dinas Perikanan.

    Rombongan bertolak dari Kantor, DPRD Pelalawan, sekitar pukul 14.30 WIB dan tiba di lokasi pabrik kertas terbesar di Asia Tenggara ini, kurang dari pukul 15.00 WIB atau setengah jam, jarak tempuhnya, bila menggunakan kendaraan roda empat.

    Di lokasi ini, anggota DPRD Pelalawan sudah ditunggu oleh perwakilan pihak perusahaan dan memandu ke titik lokasi yang bakal dikunjungi dan dilihat langsung. Sebab sehari sebelumnya, Ketua DPRD Pelalawan sudah mengeluarkan surat dinas ditujukan ke Komisi II membidangi lingkungan. Surat tersebut dilayangkan kepada Direktur PT RAPP. Secara spesifik rombongan bakal meninjau water intek, kanal pembuangan limbah.

    Perwakilan perusahaan mengarahkan, rombongan di lokasi pertama, tepatnya, di dekat sumber awal limbah pembuangan akhir atau hanya, berjarak puluhan meter dari kolam pengolahan limbah sebelum dilepas ke kanal, hingga mengalir ke Sungai Kampar.

    Tampak jelas, air limbah agak berwarna kecoklatan mengalir deras, dialirkan ke dalam kanal yang sudah dibeton. Air yang sudah diola baku mutunya, bakal bermuara ke Sungai Kampar, melewati kanal kurang lebih 6 kilo meter.

    Dititik lokasi pertama yang dikunjungi ini, ada sebuah jembatan penghubung antara kanal. Hanya saja jika, menyeberanginya, harus menuruni tangga. Pas di tengah-tengah jembatan terlihat sebuah alat dengan pipa menjuntai kebawah. Alat ini dibekali mesin digital, ia diketahui alat pengukur otomatis mengukur baku mutu air yang dikeluarkan dari limbah pembuangan akhir.

    Diketahui alat pengukur baku mutunya air tersebut mengirimkan data secara langsung setiap jamnya, ke server KLHK yang bisa diakses melalui internet.

    Rombongan Komisi II yang dipimpin Wakil Ketua DPRD Pelalawan Syafrizal, mendapat penjelasan lebar dari perwakilan perusahaan yang membidangi limbah. Setelah mendapatkan penjelasan, rombongan mendesak pihak perusahaan meninjau ke lokasi lain, atau titik kedua.

    Dititik kedua yang ditinjau adalah, ke arah hilir kanal, atau dua kilo meter jaraknya, dari titik pertama. Dititik kedua ini rombongan memastikan, apakah ada habitat air tawar sejenis ikan bisa bertahan hidup.

    Dititik kedua, salah seorang perwakilan perusahaan berusaha menangkap ikan menggunakan jala, aksi itu atas saran rombongan. Perangkap ikan jenis jala pun dilempar kedalam kanal. Tidak itu saja, penjala ini harus nyeplung dan menyelam kedalam kanal, lantaran jala yang di tebar tak bisa diangkat.

    Hampir lima menitan jala baru berhasil diangkat kepermukaan air. Hal ini disebabkan jala tersebut, tersangkut oleh banyaknya, kayu-kayu didasar kanal. Meskipun kondisi perangkap sudah tidak normal pada posisinya, namun membikin rombongan kaget.

    Kaget lantaran, melihat ikan terperangkap. Ada tiga jenis ikan, yang berhasil didapat. Penduduk setempat menyebut jenis ikan ini adalah Kopiek dan Ikan Lomak. Ketua Komisi II Abdul Nasib saat itu turun tangan, membantu si penjala, mengambil ikan yang diperangkap disela-sela benang jala. Ikan tersebut tampak segar, hal ini ditandai ketika dilepas dari jaring mengelepar-gelepar.

    Rombongan pun masih penasaran, meminta lagi, untuk melempar jala dilokasi lainnya, atau berjarak dari titik pertama kurang lebih 20 meter. Dititik kedua jala dilempar lagi, kedalam kanal. Lagi-lagi si penjala harus nyemplung dan menyelam alasannya, sama yakni jala tersangkut. Begitu jala berhasil diangkat dua jenis ikan kembali didapat. Kedua jenis ikan Kalabau dan Kopiek.

    Berdasarkan informasi yang diperoleh, kanal pembuangan limbah akhir PT RAPP membentang sepanjang 6 kilo meter, sebelum bermuara ke sungai Kampar adalah syurga para pencari ikan. Berbagai jenis ikan, air tawar masuk kedalam kanal dari sungai Kampar dan berkembang biak disini. Ditengarai hasil dari olahan limbah menjadi sumber makanan berlimpah sehingga memicu ikan berlomba hidup di kanal PT RAPP.

    Kasman, selaku Mill Environment Manager PT RAPP mengatakan dari 144 perusahaan di Indonesia yang diwajibkan KLHK memasang alat pemantau kadar air online atau Sparing itu hanya 14 perusahaan yang menyanggupinya, salah satunya, adalah RAPP termasuk APR di Pelalawan.

    Kata dia, baku mutu air limbah terlebih dahulu diolah dengan peralatan canggih dikolam-kolam penampungan. Seterusnya, baru dilepas melewati kanal. Tidak itu saja, setelah dilepas dipasang lagi alat pengukur air. Sehingga air limbah betul-betul aman. Alat tersebut mengirimkan data secara langsung setiap jamnya, ke server KLHK yang bisa diakses melalui internet.

    Hasil pengukuran kadar air paparnya, terekam di alat tersebut memperlihatkan masih jauh di bawah ambang batas yang ditetapkan pemerintah atau dengan kata lain masih dalam kategori aman bagi lingkungan. (rid) 


    Subjects:

  • No Comment to " Menjala Dadakan di Kanal Pembuangan Limbah PT RAPP Ternyata Tetap Dapat Ikan "

INFO PEMASANGAN IKLAN HUB 0812 6670 0070 / 0811 7673 35, Email:koranriau.iklan@gmail.com