KORANRIAU.co-Duta besar Israel di Singapura, Sagi Karni, mengatakan Indonesia sebenarnya bisa menjalin hubungan diplomatik dengan negaranya tanpa mengkhianati dukungannya selama ini terhadap Palestina.
Menurut Karni, normalisasi hubungan dengan Israel tidak berarti melawan Palestina. Ia menuturkan menjalin hubungan diplomatik antara Israel-Indonesia merupakan "win-win solution" bagi kedua negara.
"Menurut saya Indonesia masih bisa mendukung Palestina dan di saat bersamaan menjalin hubungan yang baik dengan Israel," kata Karni dalam wawancara virtual bersama CNNIndonesia.com pada Senin (21/12).
Karni menekankan bahwa Israel secara terbuka berminat untuk menjalin hubungan formal dengan Indonesia. Meski begitu, Indonesia selama ini enggan menanggapi tawaran tersebut.
Karni mengklaim bahwa tanpa hubungan diplomatik, selama ini Indonesia-Israel masih bisa berkomunikasi dan bekerja sama melalui jalur informal. Ia juga mengingatkan bahwa Perdana Menteri Israel Yitzhak Rabin pernah mengunjungi Jakarta dan bertemu Presiden Soeharto pada 1993.
"Saya tidak bisa membenarkan atau membantah bahwa ada pertemuan antara pejabat kedua negara selama ini. Tapi yang ingin saya tekankan, kebijakan Israel jelas kepada Indonesia (tertarik menjalin hubungan formal). Jadi kedua negara telah pernah menjalin kontak selama ini," ucap Karni.
Baru-baru ini, wacana menjalin hubungan Israel-Indonesia kembali mencuat setelah Tel Aviv meraih kesepakatan normalisasi relasi dengan empat negara dalam tiga bulan terakhir.
Karni memaparkan sudah ada empat negara Arab yang menjalin hubungan diplomatik dan kerja sama di berbagai bidang dengan Israel, Namun, hal itu tak mengubah pendirian mereka terkait solidaritas terhadap Palestina.
Ia menuturkan kampanye mengisolasi dan memboikot Israel sebagai bentuk solidaritas terhadap Palestina yang selama ini diterapkan negara Arab dan negara mayoritas Muslim sudah gagal dan tidak mempan lagi.
Pelan-pelan, katanya, dunia Arab mulai mengakui Israel demi masa depan kawasan yang lebih baik. Sebab, tanpa interaksi dan hubungan yang baik, perdamaian di Timur Tengah mustahil dicapai.
"Karena itu, jika Indonesia mau normalisasi hubungan dengan Israel, itu tidak berarti melawan Palestina. Pada akhirnya, saya yakin itu (normalisasi hubungan dengan Israel) bisa membantu mereka (Palestina) juga," tutur Karni.
Karni mencontohkan meski tak memiliki hubungan formal, Israel tetap mengizinkan puluhan ribu turis Indonesia setiap tahunnya untuk masuk. Sebagian besar turis Indonesia merupakan peziarah Muslim dan umat Kristiani.
"Ketika turis Indonesia mengunjungi Israel, di saat bersamaan mereka juga mengunjungi wilayah Palestina. Puluhan ribu turis Indonesia yang mengunjungi Israel juga berkontribusi cukup baik terhadap perekonomian Palestina," ujar Karni.
Selain dalam sektor pariwisata, Karni mengatakan Israel dan Indonesia memiliki potensi kerja sama dalam berbagai bidang. Mulai dari farmasi, kesehatan publik, agrikultur, teknologi, pendidikan dan inovasi.
Karni juga mengatakan banyak pengusaha Indonesia yang menyatakan minat untuk bekerja sama dan memiliki hubungan baik dengan pebisnis Israel.
Selama ini, katanya, Indonesia-Israel juga memiliki hubungan dagang dengan nilai yang masih sangat kecil lantaran berbagai boikot dan larangan.
Namun, Karni tak dapat menjelaskan rincian volume perdagangan antara kedua negara tersebut.
"Saya tahu banyak pengusaha Indonesia yang berminat menjalin relasi yang lebih baik dengan pebisnis Israel. Sementara itu, volume perdagangan juga rendah karena berbagai pembatasan," kata Karni.
"Kita (Israel-Indonesia) harus bisa melakukan lebih. Banyak yang bisa dipetik dari Indonesia. Ini bisa jadi win-win solution. Saya sangat berharap bahwa (normalisasi RI-Israel) mungkin berlangsung ke depannya demi keuntungan warga di kedua negara.cnnindonesia/nor
No Comment to " Dubes Israel: RI Bisa Jalin Relasi dan Tetap Dukung Palestina "