KORANRIAU.co,SELATPANJANG - Setelah Pemerintah kabupaten (Pemkab) Kepulauan Meranti membuka kembali sekolah tingkat SMP sederajat untuk melaksanakan proses belajar mengajar dengan tatap muka, pengecekan pun dilakukan oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) pada Rabu (5/8/2020). Sehingga dapat dipastikan dalam pelaksanaannya sesuai dengan ketentuan yakni menjalankan protokol Covid-19.
Namun terdapat sejumlah orang tua yang menolak anaknya untuk kembali belajar di sekolah. Alasannya karena masih khawatir anaknya nanti bisa terjangkit Virus Corona.
Hal itu terungkap saat Disdikbud memantau pelaksanaan belajar mengajar di SMP Kasih Maetrya Selatpanjang. Diakui Kepala Sekolahnya, Lisbet Suryani P Spd bahwa tidak semua orang tua bersedia anaknya kembali belajar tatap muka di sekolah.
"Baru separoh aktivitas belajar mengajar dengan tatap muka kita lakukan. Karena sebagian orang tua belum bersedia karena khawatir anaknya bisa tertular Covid-19 jika kembali masuk sekolah untuk proses belajar mengajar dengan tatap muka," akunya.
Untuk tetap bisa memberikan pelajaran kepada siswa yang belum mau masuk kembali ke sekolah, tambah Lisbet pihaknyah masih tetap memberlakukan proses belajar mengajar secara online. Agar seluruh siswa tetap mendapatkan pendidikan.
"Bagi orang tua yang tidak mau anaknya kembali ke sekolah, kita buat surat pernyataan dengan tanda tangan bermaterai. Supaya bisa menjadi dasar bagi kita nantinya bahwa yang tidak mau anaknya ke Sekolah adalah orang tua siswa itu sendiri. Makanya masih sebagian proses belajar tatap muka kita laksanakan. Sebagian lagi masih secara online menggunakan aplikasi zoom," terangnya.
Menanggapi itu, Kabid Pendidikan Dasar (Dikdas), Syafrizal mengakui dapat memakluminya. Namun secara perlahan pihaknya akan terus mengajak dan mensosialisasikan kepada seluruh orang tua agar tidak perlu khawatir. Karena secara rutin Disdik Meranti akan memonitor dan memastikan proses belajar mengajar tatap muka bisa dilaksanakan dengan mematuhi seluruh protokol Covid-19.
"Bagi orang tua diminta dapat mempercayakan kesehatan anaknya kepada pihak sekolah. Karena seluruh proses belajar mengajar dilakukan sesuai dengan protokol Covid-19. Mulai dari pemeriksaan suhu tubuh, menggunakan masker, mencuci tangan sebelum belajar, sampai pembersihan seluruh sarana prasarana sekolah dengan penymprotan disinfektan. Termasuk mengatur jarak siswa itu sendiri," terangnya.
Disdik Pastikan Protokol Covid Berjalan di Sekolah
Sementara itu, saat pelaksanaan proses belajar tatap muka hari pertama, Pemkab Meranti melakukan pengecekan ke seluruh SMP sederajat yang ada di Meranti. Dibagi dalam beberapa tim pengecekan dilakukan secara menyeluruh. Hal itu untuk memastikan protokol covid-19 dapat dilaksanakan dalam proses belajar tersebut.
"Dalam pemantauan sejumlah SMP, kita melihat seluruh sekolah sudah melaksanakan proses belajar mengajar sesuai dengan protokol Covid-19. Dalam pemantauan ini kita dibagi dalam beberapa tim. Tidak hanya di Selatpanjang saja, tetapi juga diluar Selatpanjang," terangnya.
Dalam pengecekan dilakukan Disdik di SMP Kalam Kudus, SMPN 3, dan SMP Kasih Maetrya, memang terlihat sejumlah fasilitas pencuci tangan bagi siswa. Selain itu sebelum masuk, juga ada petugas untuk memeriksa suhu tubuh seluruh siswa dan guru. Dalam proses belajar juga jarak siswa diatur sesuai ketentuan, yakni minimal 1,5 meter. Termasuk menggunakan masker.
"Sejauh ini dalam pengamatan kita sudah berjalan maksimal. Seluruh sekolah sudah memenuhi fasilitas kesehatan sesuai dengan protokol Covid-19. Mudah-mudahan ini bisa terus berjalan dengan baik dalam rangka memaksimalkan pendidikan dimasa pandemi Covid-19 ini," terang Syafrizal.Achmad
No Comment to " Di Meranti, Ada Orang Tua Tolak Anaknya Belajar Tatap Muka "